Filum Mollusca



Fillum Mollusca: Anggota filum Mollusca memiliki kaki berotot, massa viseral, dan suatu mantel

Keong atau bekicot dan slug (sejenis siput tak bercangkang), tiram dan remis, dan gurita serta cumi-cumi adalah hewan mollusca. Secara keseluruhan, anggota filum mollusca memilki lebih dari 150.000 species yang telah diketahui. Sebagian besar mollusca adalah hewan laut, meskipun beberapa diantaranya hidup di air tawar, serta ada juga keong dan slug yang hidup di darat. Mollusca adalah hewan berbadan lunak (Latin molluscus, “lunak”), tetapi sebgaian besar terlindungi oleh suatu cangkang keras yang mengandung kalsium karbonat. Slug, cumi-cumi, dan gurita memiliki cangkang yang tereduksi, dimana sebagian besar diantaranya adalah cangkang internal, atau mereka telah kehilangan keseluruhan cangkang selama proses evolusinya.

Meskipun terdapat perbedaan yang jelas, semua mollusca memiliki kemiripan dalam bangun tubuh. Tubuh mollusca memiliki tiga bagian utama: kaki berotot, umumnya digunakan untuk pergerakan; massa viseral yang mengandung sebagian besar organ-organ internal; dan mantel, suatu lipatan jaringan yang menutupi massa viseral dan mensekresi cangkang (jika ada). Pada banyak mollusca, mantel meluas melebihi massa viseral, dan menghasilkan suatu ruang yang penuh air atau rongga mantel (mantle cavity), yang menampung insang, anus, dan pori ekskretoris. Banyak mollusca mengambil makanan menggunakan organ kasar mirip tali karet yang disebut radula untuk mengorek makanan. Sebagian besar mollusca memiliki jenis kelamin yang terpisah, dengan gonad (ovarium dan testes) yang terletak di dalam massa viseral. Namun demikian, banyak keong dan bekicot adalah hermafrodit.

Para ahli zoologi memperdebatkan hubungan mollusca dengan protostoma selomata lainnya. Siklus hidup banyak mollusca laut meliputi tahapan larva bersilia yang disebut trokofor (trochophore), yang juga merupakan karakteristik Annelida laut (cacing bersegmen) dan beberapa protostoma lainnya. Akan tetapi, mollusca tidak memiliki sifat yang paling menentukan bagi keturunan Annelida-segmentasi sejati. Mollusca neopilina (kelas Monoplacophora) memiliki beberapa organ internal yang berulang, tetapi kondisi ini mungkin telah berevolusi secara sekunder dari mollusca nenek moyang dengan organ yang tak berulang. Seperti yang telah kita bahas pada Bab 32, bukti-bukti genetik dan molekuler menunjukkan bahwa segmentasi itu berkembang pada nenek moyang semua hewan bilateral. Jika demikian halnya, sifat dan ciri ini telah hilang selama evolusi awal mollusca. Beberapa ahli zoologi meragukan bahwa mollusca berkembang dari nenek moyang bersegmen dan lebih menyukai hipotesis tradisional bahwa segmentasi muncul bukan pada nenek moyang bilateral tetapi pada nenek moyang hewan protostoma yang mirip annelida. Menurut pandangan ini, segmentasi berkembang secara independen pada protostoma dan deuterostoma.

Bangun dasar tubuh mollusca telah berkembang dengan berbagai cara pada kelas yang berlainan dalam suatu filum. Diantara delapan kelas, kita akan mengkaji empat di bab ini; Polyplacophora (chiton), Gastropoda (bekicot dan slug), Bivalvia (remis, tiram dan bivalvia lainnya), dan Cephalopoda (cumi-cumi, gurita, dan Nautilus).

Kelas Polyplacophora

Chiton adalah hewan laut dengan benmtuk oval dan cangkang yang terbagi menjadi delapan lempengan dorsal (namun demikian, tubuhnya sendiri tidak bersegmen). Anda dapat menemukan chiton yang melekat ke batuan di sepanjang pantai pada saat pasang surut. Apabila anda coba untuk melepaskan chiton itu dengan tangan, anda akan heran karena kakinya, yang bertindak sebagai mangkuk penyedot, begitu kuat dan hebat menjerat batuan. Menggunakan kaki berotot tersebut, chiton dapat merangkak secara perlahan-lahan di atas permukaan batuan. Chiton menggunakan radulanya untuk memotong dan menelan alga.

Kelas Gastropoda

Kelas filum mollusca yang terbesar, Gastropoda, memiliki lebih dari 40.000 species yang hidup. Sebagian besar gastropoda adalah hewan laut, tetapi banyak juga species air tawar. Bekicot dan slug telah beradaptasi terhadap kehidupan di darat.
Karakteristik kelas Gastropoda yang paling khas adalah suatu proses yang dikenal sebagai torsi (torsion). Selama perkembangan embrionik, suatu otot asimetris terbentuk, dan satu sisi dari massa viseral tumbuh lebih cepat bila dibandingkan dengan yang lain. Kontraksi otot itu dan pertumbuhan yang tidak merata tersebut menyebabkan massa viseral berotasi sampai 180 derajat, sedemikian rupa sehingga anus dan rongga mantel di tempatkan di atas kepala pada hewan dewasa. Beberapa ahli zoologi berspekulasi bahwa keuntungan dari torsi adalah untuk menempatkan massa viseral dan cangkang yang berat lebih ketengah pada tubuh keong itu.
Sebagian besar Gastropoda terlindung dalam cangkang tunggal berbentuk spiral tempat hewan itu dapat masuk menarik ketika ada ancaman. Cangkang tersebut sering kali berbentuk kerucut, tetapi abalon dan limpet memiliki cangkang yang agak pipih. Banyak gastropoda memiliki kepala dan mata yang jelas pada ujung tentakel. Gastropoda merangkak setapak demi setapak dengan perlahan dengan gerakan seperti riak dari kaki yang memanjang. Sebagian besar gastropoda menggunakan radulnya untuk merumput pada alga atau tumbuhan. Namun demikian beberapa kelompok adalah pemangsa, dan radula dimodifikasi untuk membor lubang pada cangkang mollusca lain atau untuk merobek jaringan hewan yang kuat dan keras. Pada suatu kelompok, keong kerucut, geligi radula membentuk anak panah beracun yang terpisah, yang dapat menembus mangsa, termasuk ikan.
Gastropoda merupakan salah satu dari beberapa kelompok invertebrata yang telah berhasil menghuni daratan. Keong darat tidak memiliki insang yang khas pada sebagian besar gastropoda akuatik, dan alih-alih menggunakan lapisan rongga mantel untuk berfungsi sebagai paru-paru, yang mempertukarkan udara pernapasan dengan udara luar.


Kelas Bivalvia

Mollusca dari Kelas Bivalvia meliputi banyak species remis, tiram, kerang hijau dan scallop. Bivalvia memiliki cangkang yang menjadi dua paruhan. Kedua bagian cangkang itu bertaut pada garis pertengahan dorsal, dan otot adduktor yang sangat kuat menarik kedua paruh cangkang agar menutup untuk melindungi hewan berbadan lunak itu. Ketika cangkang itu terbuka, hewan bivalvia itu dapat menjulurkan kakinyan yang berbentuk kapak untuk menggali atau menambatkan diri.
Rongga mantel hewan bivalvia memiliki insang yang digunakan untuk makan dan juga untuk pertukaran gas. Sebagian besar bivalvia adalah pemakan suspensi. Mereka menjerat partikel makanan yang halus pada muskus yang melapisi insang, dan kemudian silia mengirimkan partikel itu ke mulut. Air mengalir ke dalam rongga mantel melalui sifon arus masuk, lewat melalui insang, dan kemudian keluar dari rongga mantel melalui sifon arus keluar. Bivalvia tidak memiliki kepala yang jelas, dan radula telah hilang.
Sebagian hewan pemakan suspensi, sebagian besar bivalvia menjalani hidup yang cendrung menetap. Remis yang sesil mensekresikan benang kuat yang mengikatkan mereka ke batuan, dok, sampan dan cangkang hewan lain. Remis dapat menarik diri mereka sendiri masuk ke dalam pasir atau lumpur, dan menggunakan kaki berotot sebagai sauh. Selain menggali, scallop juga dapat meluncur cepat di sepanjang dasar laut dengan cara mengepakkan cangkangnya, agak mirip dengan gigi palsu mekanis yang dijual di toko barang-barang mainan.

Kelas Cephalopoda

Sefalopoda dirancang untuk bergerak secara cepat, suatu adaptasi yang cocok dengan cara makannya sebagai karnivora. Cumi-cumi dan gurita menggunakan rahang yang mirip paruh untuk menggigit mangsanya; kemudian mereka akan menyuntikkan racun untuk melumpuhkan korbannya. Mulut berada pada pusat beberapa tentakel panjang. Suatu mantel menutupi massa viseral, tetapi cangkang menjadi tereduksi dan menjadi cangkang internal (seperti pada cumi-cumi) atau hilang sama sekali (seperti pada banyak gurita). Satu kelompok kecil sefalopoda bercangkang, Nautilus berongga, masih bertahan hidup hingga saat ini.
Cumi-cumi bergerak cepat, umumnya mundur, dengan cara menarik air ke dalam rongga mantelnya dan kemudian menembakkan aliran air melalui sifon keluar mengarah ke arah interior. Hewan itu bergerak dengan cara mengarahkan sifon ke arah yang berbeda. Kaki hewan sefalopoda telah termodifikasi menjadi sifon berotot tersebut dan bagian-bagian tentakel dan kepala. (Cephalopod artinya “kaki kepala”). Sebagian besar species cumi-cumi memiliki panjang kurang dari 75 cm, tetapi ada juga cumi-cumi raksasa, yang terbesar diantara semua invertebrata. Spesimen terbesar yang pernah terekam memiliki panjang 17 m dan berbobot sekitar 2 ton.
Gurita tidak berenang seperti yang dilakukan oleh cumi-cumi di laut terbuka. Sebagian besar gurita hidup di dasar laut, dimana mereka merangkak dan bergerak ke sana kemari mencari kepiting dan makanan lain.
Sefalopoda adalah satu-satunya mollusca dengan sistem sirkulasi tertutup. Mereka juga memiliki suatu sistem syaraf yang berkembang dengan baik dengan otak yang kompleks. Kemampuan untuk belajar dan bertingkah laku dalam cara yang rumit kemungkinan lebih penting bagi pemangsa yang bergerak cepat dibandingkan dengan hewan yang diam seperti remis. Cumi-cumi dan gurita juga memiliki organ indera yang berkembang baik.
Nenek moyang gurita dan cumi-cumi kemungkinan adalah mollusca bercangkang yang hidup sebagai pemangsa, dan cangkang menghilang pada evolusi berikutnya. Sefalopoda bercangkang yang disebut ammonite, banyak diantaranya berukuran sangat besar, adalah invertebrata pemangsa yang dominan di lautan selama ratusan juta tahun sampai tiba kepunahannya selama kepunahan massal pada akhir masa kretaseus.

1 komentar:

Ima Mulani mengatakan...

Bagus, mudah dimengerti

Posting Komentar

Entri Populer

kawan-kawan Biologi IAIN

Mengenai Saya

Foto saya
Saya manusia biasa..yang jelas banyak kekurangan....oleh karena itu andalah yang menjadi kesempurnaa bagi saya

Total Tayangan Halaman

Ridha Ul Fahmi. Diberdayakan oleh Blogger.